Jumat, 25 September 2015

"Coretan Tak Berkisah "
 
Halusinasi merambat keseluruh penjuru dunia..
imajinasi bergelombang melalui udara melayangkan tangisanku, rintihan tuntutanku...
seribu pertanyaan selalu terlintas di kedipan mataku. 
kububarkan angan-angan itu...
untuk retak dan hancur berkeping. aku lelah dengan angan-anganku , sayup mataku tak kuat lagi.
memandang cita-cita  ku bersemayang dalam memori.
realistik yang tertuntut, untuk tertuang dalam kehidupan nyata. 
peka batin ini mersakan ngan-angan itu menjadi debu tak bersisa.
sayap-sayap patah seketika ketika tak ada semangat meraih angan-anganku, lantunan dzikir, do'a dan semangat cinta tak menjadi obat untuk meredang depresi jiwa akan sebuah angan-angan. 
Bung! tolonglah diriku.
Bung!kirimkan realita hidup yang sebenarnya.
........takdir telah mempermainkanku.........
Bung! katakan padaku aku bisa melawannya. 
......terasa waktu tak berpihak kepadaku.....
Bung! dengar jeritan hatiku.
mereka tak sama sepertiku, mereka instan dan bermegah, sedangkan diriku?
tengoklah aku. 
Bung! Aku pecinta proses.
namun proses menerkamku, melahapku menjadi puing-puing yang terlantar.
aku dihempaskan oleh derasnya ombak, aku terseret olehnya dan menyatukan diriku dengan sampah tak beernyawa. 
Aku lelah berimajinasi, aku habis dalam permainan yang kusebut itu dengan "permainan proses"
Bung! akan kah aku bertahan dipenghujung takdirmu?
aku tumbang tapi aku bangkit....
aku terjatuh tapi aku bangun lagi...
aku menghargai proses.
proses ini yang akan membawaku ke alam yang indah.
Bung! bawadiriku dalam arus kehidupan yang damai takdirkan aku sesuai keinginanku...
Hentikan waktu untukkku agar aku  bisa sedikit tersenyum..
aruskan aku kearah ombak yang tinggi dan jatuhkanlah dalam pusaran palung terdalam dan hentikan waktu sejenak agar aku bisa melihat kegelapan dalam pusaran itu..
patrikan sabar dalam setiap dekapan langkahku..
imbangiku dengan senyuman dan tangisan..
Agar aku bisa merasakan indahnya air mata...

Sabtu, 11 Oktober 2014



“mengungkap aib cinta dari curahan hati sang penyair cinta”
KEPINGAN MOZAIK LAMA
(Ditulis  Juli 2013)
Ketika hati ini telah terpaut terhadap seorang hamba, maka tak ada halangan, keraguan yang ada dalam hati ini untuk melangkah mengorbankan untuk kebahagiannya. Aku pun tak tahu kenapa aku bisa menjadi wanita yang sekuat ini dalam mencintai aku pun tak tahu apakah kelebihan dari dirinya sehingga hati ini susah untuk melihat keburukan dari dalam dirinya dan aku pun tak tahu keyakinan yang kumiliki bahwa dia yang terbaik, apakah itu berasal dari allah taukah aku hanya mengikuti nafsuku semata. Entahlah, hanya allah Azza wajallah yang mengetahui semuanya.
            Aku tulus, ikhlas mencintainya karena allah. Hati ini seakan-akan sudah mengakar dalam hati dan susah untuk mencabutnya. Ini semua berawal dari cinta monyet, suka-sukaan dan terjadi kurang lebih 8 tahun silam. Saat itu aku duduk di kelas 5 SD. Aku selalu bersaing dengannya. Dia anak yang pintar dan dia menjadi saingan terberatku saat itu. Aku duduk berseblahan dengannya, mungkin dia bisa tetapi aku tak biasa dengannya. Terasa ada bisikan dan ada seseorang yang sengaja menanamkan rasa itu dalam hati ini. Mungkin itu yang namanya cinta monyet, yaah itu cinta monyet tetapi lama kelamaan cinta itu tumbuh menjadi monyet yang indah dan semakin hari semakin mengakar.
Dia “the first love” cinta pertama. saat itu aku masih sering bermain dengannya, bercanda riah menikmati indahnya masa kanak-kanak. Dentingan waktu terus berputar, Setahun berlalu kami pun lulus tahun 2007 dan dia melanjutkan sekolahnya disebuah pesantren dan aku sendiri ke sekolah negeri yang ada didekat rumah. Sempat berfikiran mungkin perasaan ini hilang karena terpisah oleh jarak dan waktu. Menganggap ini hanyalah cinta monyet, cinta masa kanak-kanak tetapi itu salah…namun itu semua tertepiskan oleh waktu dan rasa. pertengahan semester di sekolah menengah pertama. Entah setan apa yang merasuki jiwa ini. diri ini memberanikan  untuk mengirimkannya surat. Dibantu oleh seorang sahabat disebrang desa ini. Aku berjalan kaki sekitar 500 M dari rumah menyebrang kekampung sebelah yaitu di kampung “Melenium” sekitar  ba’dah duhur, berjalan sendirian ditengah teriknya matahari.
Matahari pun memandangiku, dan hempasan angin disetiap detiknya menjadi saksi awal kisah cinta ini. Matahari pun terasa dingin, karena mereka bersenandung ria untuk ku. Sesampai disana aku pun menyampaikan maksud dan tujuanku datang. Ini berhubung diantara aku, sahabatku dan sidia itu sempat mempunyai masalah sepele. Dulu kami berpura-pura memusuhi dia bersama temannya. Berminggu-minggu kami menjauhinya, mungkin dia tak sadar tapi kita sangat menyadari itu semua. Dulu aku bersikap aneh pura-pura marah, entah kenapa. Tetapi mungkin karena dihati ini sudah ada perasaan lain. Saat itu aku masih awam yang soal perasaan.  Nah, itulah salah satu alasan untuk mengiriminya surat permintaan maaf kepadanya. Saat itu aku dan sahabatku berjalan kesuatu tempat yang tak jauh dari rumah sahabatku. Disanalah kami mendiskusikan tentang surat permintaan maaf dan bagaimana caranya surat itu sampai ketangannya. Setelah lama berdiskusi kami mendapatkan ide. Aku kembali kerumah dan langsung menuliskan surat permintaan maaf, bukan hanya surat yang aku berikan kepadanya. Sebuah pulpen snowman hitam dan satu kalung, kemudian aku memasukkan kedalam dos bekas lampu dengan balutan bungkusan  kertas berwarnah putih dan aku gambar diats kertas itu sebuah gambar “ LOVE”. Aku menulis surat itu tanpa beban dan begitu polos  kata-kata yang saya tuliskan dalam surat itu. Maklumlah saat itu aku masih di bangku SMP kelas 1.
            Aku tak tahu cara menyampaikan surat itu, jarak yang membuat segalanya menjadi susah. Niat yang baik pasti mendapat jalan dan kemudahan. Kebetulan teman kelasku bernama zafron bertempat tinggal tidak jauh dari pesantren dimana dia bersekolah. Nah, kuberikan surat dan kado itu kedia, dan dia pun mengaku mengenalnya dan sering bermain bareng. Sepulang sekolah saya memeberikan surat dan kado itu. Berharap apa yang kuberikan itu tersampaikan kepadanya. Entahlah… apakah dia menerima surat dan kado itu atau tidak. Sampai sekarang akupun tak tahu kepastian surat itu, feelingku mengatakan surat dan kado itu gagal tersampaikan. Mungkin temanku yang mengambilnya (heheh).
            Jarak dan waktu  membuat perasaan ini terkikis dengan sendirinya. Aku melupakannya tetapi itu hanya sejenak. Terkadang dirinya hadir seketika dalam bayanganku dan seketika pula lenyap. Isi hati ini kutuangkan dalam sebuah buku diary kado pemberian seorang sahabtku. Adinda Nurul namanya.  Lembaran isi yang masih ku ingat sampai saat ini ketika diri ini ingin bertemu dengannya diacara tujuh belasan (Hari merdeka). Setiap tujuh belasan dirinya hadir karena dirinya aktif dalam organisasi pramuka. Dia sangat cinta organisasi terutama bidang kepramukaan. Hati ini tak sabar menanti hari itu, meski tak menyapa satu sama lain, senyum sudahlah cukup mengobati jiwa yang merana karena cinta.  Tibalah hari itu, hari kemerdekaan dan tepatnya untukku hari memerdekakan hati. Namanya juga ABG, pikiran rasional pun belum seimbang. Tiap hari aku datang diperkemahan yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Alhamdulillah allah mengijabah do’aku, aku pun melihat dirinya disebuah lapangan dengan pakaian lengakap pramuka. Sontak hati ini kaget, panas dingin mengguyur tubuh ini seketika, getaran dihati semakin keras. Apakah ini tandanya aku jatuh cinta dengannya? Inilah cinta.
            Tergopoh-gopoh diri ini dengan darah yang mendidih sampai keubun-ubun berlarian menuju rumah dan bercermin melihat diriku yang begitu gugup tak menyangka bisa melihat dirinya. Setahun tak ketemu, rasa itu muncul.
            Inilah hatiku yang terpaut erat untuknya. Saat itu aku menyadari bahwa  aku telah merasakan cinta dihati ini. Senyum tersipu malu ketika aku membayangkan kisah 8 tahun yang lalu. inilah ungkapan aib cinta dari sang penyair cinta. Inilah kepingan mozaik memoar lama.



DUA JAM, JUDUL PUN BELUM LAHIR

(27/08/2014)

Ruangan yang sejuk dengan beberapa otak kepala yang sedang beradu aktifitas di sebuah ruangan yang luas bercat putih, ruangan yang dipenuhi deretan buku berjejer disetiap penjuru ruangan ini. Ada buku filsafah, ekonomi, kesehatan dan ribuan jenis buku yang menarik tapi tak mengundang perhatianku. Ku berjalan terus memandangi setiap gerakan partikel di ruangan ini, beberapa pasang mata sesekali memandangiku mendengarkan dendangan sepatu disetiap langkah. Tujuan nya bergabung bersama mereka, namun entah kenapa ada gaya magnet yang menarikku berbelok kekanan. Atmosfernya tidak jauh berbeda diluar ruangan itu. Ku tarik pintu itu secara perlahan agar tak menimbulkan suara” treeeet… “ suara pintu, aku tak berhasil mendiamkan pintu itu. Mata ku tertuju kepada semua orang-orang yang ada diruangan itu. Ada aturan yang harus dipatuhi sebelum melangkahkan kaki. Mengisi administrasi. Sepasang bola mata tertuju pada 4 rak berjejer masing-masing 5 tingkat setiap raknya. Nampaknya bacaan yang menarik, tak ada yang menyentuhnya rupanya.  Kucoba memegangmu seraya dirimu mengatakan sesuatu kepadaku, kamu pun berbisik aneh kepadaku. Kudekatkan telinga ini sedekat mungkin mencoba berdialog dengan mu, kucoba mengerti, aku pun kelabakan. Kamu mempunyai teman-teman. Ada fajar, jaya karta, kompas, harian ekonomi neraca, pelita, pedoman rakyat, suara pembaruan, suara karya, surya,  republika dan mimbar. Semua sangat menarik hati aku pun jatuh hati pada kalian namun kalian punya tampilan luar yang sama, baunya, warna dan tubuhmu sangat eksotis. Kau ada begitu lama sejak tahun 1985 sampai 2014. Woow….. luar biasa eksistensimu untuk kami dan tepatnya untuk saya sendiri. Kumulai paham apa yang kau bisikkan kepadaku ternyata kau mengatakan” Take me out”, ku tertawa kecil ada kontak batin yang terjalin diantara kita. kumerasa tak layak berdiri dihadapanmu. Kuperlahan memberanikan diri memegangmu, kamu pun tersenyum kepadaku menandakan kamu pun menyukaiku. Kumelirik-lirik yang mana yang cocok untukku. Apakah diantara kalian adalah jodohku? Kumenggumah. Entah kenapa kedua tangan ini tak sengaja menyentuh kulit mu yang tak beridentitas. Fajar, kompas ataupun surya mencoba memanggilku denga rayuan yang menggoda. Namun hati ini tak bergeming melirihmu.
       Kau yang berwarna hijau berbis biru , “bismillah”.  Kujatuhkan pilihanku kepadamu. Bermula karena kau tak beridentitas seperti yang lain. Kumulai mencoba mengenal mu ternyata namamu adalah identitas “surat kabar kampus”. Terpelongok diriku ini “kau bernama identitas” tapi kau tak beridentitas. Ku coba pahami dirimu seluk belukmu. Dialog ini semakin menyenangkan kau pun mulai mengenalmu dan kita semakin cocok apakah ini tandanya kita berjodoh. Hati kecilku bergumang “ yaa… tentu”. Waah… ternyata dirimu adalah masa laluku. Dimana diriku pernah mencoba memasuki kehidupanku. Namun kau menolakku secara mentah-mentah. Ternyata kita berjodoh “hehehe”, senangnya dalam hati  masa lalu yang pahit dengan berbalut kekecewaan kini kau sendiri memanggilku. “ surat kabar kampus”. UNHAS. Ada cerita panjang yang akan menguak kekecewaan tentang sang almamater merah. Cukup ini kisah hari ini tentang diriku membaca surat kabar tahun 1980-an dan cerita tentang sang almamater merah ada ruang, waktu dan objek tersendiri.

Jumat, 01 Agustus 2014

CERPEN "mengejar mimpi"


SINAR SANG PENGEJAR MIMPI

Saat hati mulai mengenal allah dan rasa syukur
Saat itu pula keyakinan untuk percaya bahwa
Rencana allah lebih indah dari apa yang di bayangkan
Aku Sinar arsyah Qhonita, yang lebih akrab disapa sinar oleh keluarga dan teman-teman, aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, orang tuaku seorang pembuat batu merah, dari pekerjaan itu aku dapat bersekolah. aku sangat sedih melihat kondisi ayah sekarang, berjuang banting tulang hanya untuk masa depan aku. ayah yang bekerjanya sebagai pembuat batu merah mengharuskan dia untuk tinggal ditempat pembuatan batu merah. kita sangat tergantung sekali dengan cuaca yang ada. sinar matahari adalah sumber penghidupan keluarga kami, aku bisa bertemu dan merasakan pelukan hangat   ayah itu sekali seminggu. ayah menyempatkan diri untuk bertemu keluarganya. ayah tinggal disebuah gubuk yang kecil didekat tempat kerjanya, ayah tidur di selimuti dingin  dan  ayah berteduh di bawah dedaunan yang basah  itu lah  ayah ku yang kuat menjalani kerasnya hidup .tetapi kita tidak putus semangat menjalani hidup ini karena kita menganggap hidup ini  indah. ibu bekerja membantu ayah dan terkadang juga ibu tinggal bersama ayah 2-3 hari jika banyak pesanan, dan mengharuskan aku untuk sendiri dirumah. rasanya sedih tetapi mau gimana lagi aku harus sabar menjalani keadaan ini. hanya demi mengejar impianku. aku tak pernah menyesal terlahir sebagai orang yang sederhana. karena aku belajar untuk tetap bersyukur dan menghargai orang lain.
Sinar selalu yakin bawha hari-harinya selalu indah dan lebih indah dari hari kemarin. triiing…. triiiiing….triiiiing….waktu menunjukkan  pukul 04.45,alaram hp ku pun berbunyi, saatnya beranjak dari tempat tidur yang empuk dan dari balutan selimut yang begitu hangat, rasanya enggan mau beranjak dari tempat tersebut. Mmmmm….. tunggu beberapa menit lagi ahhh… baru aku bangun. sekilas terdengar suara adzan mesjid “lebih baik shalat dari pada tidur” waduuuuh… mendengar suara adzan hati ku tergerak untuk bangun dari tidurku dan menghilangkan semua mimpi-mimpi indah ku. sinar..sinar…sinar… ayo bangun udah waktunya shalat subuh suara ibu terdengar memanggil namaku. aku bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dengan air wudhu.” kalo udah shalat langsung membersihkan rumah ya… dan jangan lupa memasak juga, ibu mau mencuci pakaian dulu” seruan seorang ibu kepada anaknya. huuuuufffft ……. (dengan menghela nafas panjang) sebenarnya aku malas untuk mengerjakan semua pekerjaan itu tapi mau gimana lagi ini sudah menjadi rutinitas sebelum berangkat ke sekolah. semua pekerjaan aku kerjakan dengan baik dan hati yang ikhlas tentunya. pukul 06.07 sudah saatnya aku mandi bersiap-siap berangkat kesekolah, beberapa menit kemudian seragam abu-abu dan jilbab putih sudah tampak rapi untuk digunakan sinar. saatnya berangkat ke sekolah, dalam perjalanan ke sekolah aku selalau mengkhayal membayangkan mimpi-mimpi ku akan terwujud suatu saat nanti, ini hanya masalah waktu kawan.” kapan ya aku bisa menjadi pejabat tinggi? kapan ya aku punya rumah mewah seharga 1 M, mmmmm…. kapan ya aku punyah mobil sendiri dan aku bisa  naik mobil kesekolah?”. piip..piiip..piiiip… suara klakson mobil terdengar di hadapanku. waaaah…. salah satu mimpi ku telah terwujud aku bisa naik mobil kesokolah, mobil yang berwarna merah dengan plat DD 9035 TN yang bertuliskan NBS berhenti dihadapanku. heehe..heehee.. bukannya mobil pribadi yang mewah yang menghampiriku tapi mobil pete-pete…hii..hiii..hii.. impian yang konyol. itu adalah sebagian kecil dari mimpi-mimpiku masih banyak mimpiku yang jauh lebih konyol dari pada itu, impian seorang anak tukang batu merah. Aku kadang tersenyum-senyum sendiri layaknya orang yang berlatih untuk menjadi orang gila. eiitss gila tetapi berintelektual dan beriman (?????).Aku sudah ngelantur, ini mungkin Karen aku keseringan kali yah bermimpi.
                        Sekarang aku bersekolah di SMAGENT(Sma genius Takalar) aku duduk di kelas XII.IPA6,aku bangga bersekolah di sini,banyak sekali yang saya dapatkan tidak hanya pelajaran darisetiap mata pelajaran tetapi teman-teman yang sangat baik yang selalu membantuku disaat aku susah.
aku jalani hari-hari ku disekolah dengan penuh semangat dan tetap tersenyum dikalah masalah menghampiriku dan tugas yang menumpuk layaknya setinggi gunung himalaya , tetapi aku manfaatkan waktu sebaik-baiknya dan tidak menyia-nyiakan waktu belajarku, aku bersekolah disini sudah sangat bersyukur, aku salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa sekolah gratis dalam kalangan siswa yang kurang mampu. Motivasiku adalah orang tuaku  dan segala mimpi-mimpiku. aku bercita-cita untuk menjadi seorang dokter spesialis bedah dan menjadi peneliti termuda juga berkeinginan sekolah di luar negeri tepatnya di universitas Cambridge. itu serangkaian mimpi dari sinar gadis sederhana dari anak sang pembuat batu merah. semua impian kutuliskan didinding kamarku. setiap seseorang melangkahkan kakinya dikamar Seluas 9 meter2 ini. Dia menertawai impianku, tak jarang orang berkata kepadaku” engkau layaknya seseorang yang ingin berlari kencang tanpa kedua kaki.”  aku tak pernah memperdulikan kata orang, setiap remehan dan senyuman sinis akan kujadikan sebuah batu loncatan dan menjadikan sebagi motivasi hidupku. biarkan lah orang lain berdalil tentang impianku tapi aku yakin dengan kekuatan mimpi.
Maret adalah bulan dimana kegiatan siswa di SMAGENT memuncak, mempersiapkan diri untuk UAN (3 hari menentukan segalanya) yang sebagian orang berpendapat bahwa UAN seperti harimau yang siap untuk menerkam mangsanya dan jika kita tak pandai untuk melawan dan menghindar kita akan termakan olehnya itu lah UAN.  Setiap detik kata ujian menggorogoti pikiranku menjadikan ku pusing tujuh keliling, punjak ketegangan, stress mulai menghampiri tubuhku. Aku takut kata LULUS itu tidak aku raih ataupun kusandang untuk diri dan untuk kedua orang tuaku,  sinar termenung didepan perpustakaan sekolahnya, tiba-tiba kedua sahabatnya datang bulan dan mentari.(Bulan dengan menepuk pundak sinar )“ehhh…aku perhatikan akhir-akhir ini kerjamu hanya melamun terus.. awas loh nanti kesambet”. mentari tertawa mendengar celotehan bulan”haa..ha..haaa.haaa”. sinar menghiraukan perkataan sahabatnya dan tiba-tiba sinar meneteskan air mata bulan dan mentari kaget dengan ekspresi dari sinar.”apa ada yang salah dengan ucapan aku ke sinar , ko’ sinar nangis sih?”. sinar pun langsung memeluk kedua sahabatnya dan berkata” mungkinkah aku bisa lulus? mungkinkah aku bisa merai mimpi-mimpi ku? aku ingin melihat orang tua ku tersenyum bangga kepada ku, aku ingin berlari kehadapan orang tua ku sambil memeluknya dan berkata aku LULUS… aku tak yakin dengan diriku sendiri. (mentari): “tetap berdoa dan berusaha kawan kita semua akan lulus dan bersama-sama berlarih meraih mimpi itu, yakinlah kawan Rencana allah lebih indah dari apa yang di bayangkan”. kedua sahabatnya mengusap setiap tetesan air mata dari sinar. Aku bangkit kembali dan aku yakin  matahari panas pun akan kugenggam, tak ada satu orang pun yang dapat menghalangi impianku, mereka bertiga pun tersenyum penuh pengharapan.
                                  Malam itu tak seperti malam-malam biasanya, malam itu terasa mencekam jiwa sinar, mempersiapkan mental, terus berdo’a untuk menyambut hari esok. Bukan hanya sinar yang merasakan hal itu tapi semua siswa yang akan menghadapi Ujian esok pagi. triiiii…triiiiing…triiiing….. alaram hp sinar pun berbunyi menunjukkan pukul 05.00, waktunya bergegas mempersiapkan diri dan perlengkapan untuk bertempur di bangku ujian. Kaki sinar melangkahkan keluar rumah dengan penuh harapan dan doa dari kedua orang tuanya, disepanjang perjalanan menujuh sekolahnya sinar terus beroa dan membayangkan senyum kedua orang tuanya.
Pukul 07.00 waktunya telah tiba seluruh siswa di SMAGENT menjalani ujian. Hari itu mata pelajaran ujiannya adalah MATEMATIKA dan KIMIA, mata pelajaran yang menguras tenaga otak. Jantung sinar tak berhenti berdegup kencang rasanya malaikat israil akan tiba menjemputku, dengan menyebut nama Allah sinar menelusuri setiap koridor sekolah. Ruangan 15, adalah ruangan dimana sinar selama 3 hari akan menjalani ujian, memandangi bangku yang terletak dipojok kiri terlihat no.03081994, itu dia bangku dimana aku akan dieksekusi. Aku duduk di bangku itu dan terus berdoa, semuanya akan baik-baik saja, hari ini adalah hari yang indah, lantunan kata-kata untuk menguatkan hatiku. Beberapa menit kemudian pengawas pun datang dan langsung membagikan soal MATEMATIKA dan LJK kepada siswa, kubuka dengan perlahan soal itu dengan kalimat basmalah. ku baca satu persatu soal  dan mencari soal yang mudah untuk bisa ku jawab, 20 soal sudah terselesaikan keringat bercucurang diwajahku dan rasa tegang terus menghampiriku. Deg…deg..deg.. jangtungku terus berdekup kencang tetapi aku berusaha mengendalikan diriku, kusebut nama allah dan membayangkan senyuman orang tuaku, akhirnya aku dapat menyelesaikan soal itu.  aku legah bisa melewati hari ini. 3 hari kujalani ujian dengan perasaan yang sama dari hari-hari sebelumnya. Akhirnya selesailah UAN tersebut, tinggal mempersiapkan mental menunggu pengumuman ke lulusan. Beberapa minggu kemudian pengumuman itu tiba semua siswa SMAGENT berkumpul dilapangan untuk mendengar hasil kelulusan mereka, sinar, bulan, mentari dan semua siswa di SMAGENT diliputi ketakutan yang luar biasa. Terutama buat sinar, kepala sekolah mengumumkan hasil ujian. suasana hening hanya kecemasan dan beberapa siswa meneteskan air mata, entahlah air mata ketakutan atau air mata sedih meninggalkan sekolah ini.
Kepala sekolah SMAGENT  menuju mimbar” saya selaku kapala sekolah akan mengumumkan hasil ujian akhir Nasional,dan  di antara kalian ada  y 5 siswa yang dinyatakan TIDAK LULUS”. ketegangan sinar mencapai titik maksimum, wajah yang pucat dan jantung terus berdetak kencang, hasil ujian di umumkan sekian siswa dinyatakan lulus tetapi nama  sinar arsyah Qhonita tak juga terdengar, sinar semakin takut dan memegang erat tangan sahabatnya, “Bulan azzatulrahman dinyatakan LULUS, Mentari nurul istiqomah dinyatakan LULUS”. Kedua sahabatnya memeluk sinar bahagia Karen mereka lulus, tak ada nama sinar yang terdengar dalam pengumuman itu. sinar menangis,harapannya menjadi seorang dokter harus berhenti sampai disini, tak bisa melihat senyum bangga dari orang tuanya, tiba-tiba terdengarlah nama Sinar Arsyah Qhonita dinyatakan LULUS dan merai nilai tertinggi dan sinar menempati urutan ke-1 dan salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa selama kuliah dan mendapatkan bebas tes di Universitas Hasanuddin Makassar jurusan kedokteran. sinar tak kuasa mendengar pengumuman itu, braaakkk…. sinar terjatuh pingsan di lapangan, secepatnya sinar dibawah keruangan UKS, beberpa menit kemudian sinar sadar dan tak menyangka dirinya lulus dan termasuk siswa yang meraih nilai tertinggi.Dengan wajah gembira  berlari menuju rumahnya dan memeluk orang tuanya. “ayah ibu aku LULUS” orang tuanya tersenyum bangga meliahat anaknya, “ aku bangga mempunyai anak sepertimu sinar”.
         Berkat bantuan doa dari orang tuanya , semangat dan tekad yangkuat di miliki sinar, menghantarkan dia selalu yakin dapat meraih semua mimpi-mimpinya. Akhirnya hanya goresan tinta yang Tertuliskan AKU TELAH MERAIH SEMUA MIMPI - MIMPIKU . “Aku adalah sang pengejar mimpi”.